Back to Top

Hi, Guest!

  LOKASI :  Kota Banjarmasin

Bergabung Selama :

BAGIKAN :   

Bagikan :
  • Gelang Tewah Suku Dayak Tua KODE: 0039
Produk atau jasa ini sudah tidak dijual, silakan hubungi perusahaan bersangkutan untuk keterangan lebih lanjut.

Gelang Tewah Suku Dayak Tua KODE: 0039

Update Terakhir
:
01 / 12 / 2019
Min. Pembelian
:
0
Dilihat Sebanyak
:
3 kali
Harga
Rp. 1.000.000
Bagikan
:

Perhatian !

Perusahaan ini terdaftar sebagai Free Member. Hindari melakukan pembayaran sebelum bertemu penjual atau melihat barang secara langsung. COD (Cash On Delivery) atau bertemu langsung dengan penjual merupakan metode transaksi aman yang kami sarankan.

Detail Gelang Tewah Suku Dayak Tua KODE: 0039

Gelang Tewah Suku Dayak Rp. 1.000.000, - / 1 buah Gelang ini merupakan gelang tewah yang dimiliki oleh para penduduk pedalaman suku Dayak. Gelang ini berukuran sangat besar yang biasa dipakai oleh para penari suku Dayak dalam melakukan ritual Tiwah, yaitu ritual mensucikan mayat khas suku Dayak. Selain itu, gelang ini juga digunakan pada saatmemanggil arwah leluhur dan berbagai keperluan lainnya. Gelang tewah ini memiliki ukuran: Lebar: 4 cm Diameter: 13 cm Berat: 1kg, 6 ons Cara menggunakan gelang tewah ini dengan memasukkannya dengan menggunakan plastik ke tangan Anda. Hal itu akan memudahkan Anda untuk memakainya tanpa luka atau cedera dan terasa lebih mudah. Gelang ini bila dogoncang-goncangkan akan terdengar bunyi semacam dengungan yang unik dan nyaring. Bunyi-bunyian ini konon semakin menambah suasana magis pada saat rituak tiwah tersebut diadakan. Upacara tewah ini hanya dilakukan oleh masyarakat dari suku dayak Kaharingan yang berasal dari Kalimantan Tengah. Upacara ini bertujuan untuk mengantarkan arwah nenek moyang yang telah meninggal agar dapat menuju ke surga, atau yang disebut dengan sebutan Lewu Tatau. Upacara ini merupakan penghormatan terakhir dari para keturunannya bagi mereka yang meninggal. Upacara ini merupakan upacara yang sangat sakral dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Upacara ini biasanya memakan waktu sekitar 7-40 hari, sesuai dengan kemampuan dari mereka yang mengadakannya. Dan sifatnya dapat ditunda hingga dana yang ada telah mencukupi. Selain untuk mengantarkan arwah menuju surga, upacara ini juga bertujuan untuk mebuang sial atau melepas tali-tali kesialan bagi keluarga yang ditinggalkan dari segala pengaruh buruk yang menimpa. Selain itu ritual ini juga bertujuan agar arwah nereka tenang di surga sehingga tidak mengganggu kenyamanan bagi mereka yang masih hidup. Selain itu, tiwah juga dimaksudkan agar memeprjelas dan melepas status janda atau duda bagi mereka yang ditinggalkan. Agar mereka dapat melanjutkan hidup mereka setelah pasangan mereka tiada, dengan menikah lagi atau hidup seorang diri. Adat ini masih terus dilakukan bagi beberapa orang karena konon, ritual ini memang wajib hukumnya. Namun memang nyatanya tak semua orang dapat melakukannya karena terbentur dengan biaya yang sangat besar. Biaya yang sangat besar ini disebabkan oleh ritual yang berlangsung selama berhari-hari secara nonstop yang kemudian membuat biayanya menjadi membengkak. Biasanya sebelum melakukan upacara tiwah ini, biasanya akan didahului dengan adanya upacara tantulak. Upacara ini bertujuan untuk mengantar arwah yang sudah meninggal tersebut menuju Bukit Malian yang bertujuan untuk menunggu diberangkatkan menuju surga dengan adanya upacara tiwah yang diadakan oleh mereka keluarganya yang masih hidup. Dan puncak dari upacara tiwah ini biasanya akan diadakan acara untuk memasukkan tulang belulang mereka yang telah digali dan kemudian disucikan dengan ritual khusus dengan memasukkanya ke dalam sandung. Sandung sendiri merupakan sebuah rumah kecil yang dibuat khusus bagi mereka yang telah meninggal dunia. Dan dengan prosesi ini, maka ritual pengantaran mereka pada arwah leluhur mereka telah dikatakan sempurna. Karena memang upacara ini adalah upacara penghormatan dan tanda bakti terakhir bagi mereka dari para keluarganya. Gelang dayak antik suku dayak jaman dahulu diambil didaerah dayak pedalaman Bernilai seni yang abstrak melengkapi koleksi anda tentunya. dijual seadanya saja Gelang Dayak Sepasang ini unik dan bahari ukuran besar , bahan dari gangsa dan ditengah-tengah terbagi / terbelah jadi ( 2) tetapi tetap jadi satu , gelang ada mempunyai cacat sedikit , barang Kuno atau tua atau bahari, gelang dayak ini mempunyai sejarah mistikal yang bagus karna biasanya dipakai waktu acara ritual / persembahan dayak memanggil para roh-roh suci , cara memakainya seperti kita memasang gelang emas , tangan kita masukan kedalam plastik supaya gelang masuk dengan mudahnya / cukup kita dekatkan ke dua sisi gelang ini sambil digampirkan / digoyang-goyangkan akan timbul dengung / bunyi , sangat bagus untuk melengkapi koleksian anda di rumah dan mengenai barang silahkan di lihat pada foto -Lebar ruas = 4 cm - Diameter = 13 cm Berat = 1 kg 6 ons. GELANG TEWAH ( mungkin penulisan yang benar adalah ’ tiwah’ ) gelah tewah ini adalah gelang yang dipakai para penari dalam upacara tewah ( nyewu-nya orang Dayak, Kalimantan Tengah) yang penuh suasana magis. Upacara tewah biasanya diadakah 5 tahun sekali atau tergantung kesepakatan bersama mengingat biaya yang dikeluarkan keluarga atau ahli waris tidakah sedikit. Menurut tradisi dan kepercayaan saudara kita yang berasal dari Dayak Kaharingan ( Kalteng) ini bahwa upacara tewah ini digelar sebagai sarana menghantar arwah nenek moyang mereka yang telah meninggal itu menuju Lewu Tatau atau surga. Menurut kepercayaan mereka bahwa arwah seseorang yang telah meninggal itu tidak akan bisa menyatu dengan Sang Pencipta di Lewu Teteu tanpa adanya upacara tewah yang diadakan para ahli warisnya. Sementara itu bagi ahli waris, mengadakan tewah adalah tanggung jawab moral mereka untuk membantu menyempurnakan perjalanan sang arwah orang-orang yang mereka kasihi menuju Lewu Tatau. Mengadakan tewah juga merupakan usaha ahli waris terhindar dari kutukan atau berbagai akibat buruk bila ahli warisnya lalai. Dalam pelaksanaannya terdapat beberapa pantangan yang bersifat magis karena upacara tewah ini sangat kentara sekali nuansa magisnya. Melanggar pantangan berarti telah mengacaukan jalannya upacara dan bisa-bisa terkena akibatnya ( yang bersifat magis pula) . Gelang tewah yang dipakai upacara tewah ( nyewu-nya orang Dayak, Kalimantan Tengah) yang sekarang aku miliki ini adalah pemberian dari seorang warga Dayak Ngaju dari daerah Tumbang Manjul, Kalimantan Tengah yang letak desanya itu hampir berbatasan dengan wilayah Malaysia bagian timur. Gelang tewah yang diberikan kepada saya ini usianya telah mencapai ratusan tahun, menurut saudara Dayak-ku itu dan ini telah diwariskan dari datuk-datuk mereka. Maksud mereka memberikan barang ini kepada saya tiada lain, mereka ingin supaya saya yang menyimpan barang ini dan dibawa ke pulau Jawa sekaligus sebagai tanda pemberian yang khas dari saudara Dayak kepada saudara Jawa ( saya) . Itu saja. Jarak tempuh perjalanan ke Tumbang Manjul dari kota Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat ( Kalteng) adalah selama 7 jam perjalanan darat off road. ( Kalian yang bukan asli penduduk Kalimantan saya sarankan untuk tidak menyetir sendiri di medan yang tidak biasa dan sepi ini, jadi ajaklah orang lokal yang mengenal medan. Jangan pernah pergi ke pedalaman sendirian demi keamanan agar tidak tersesat) . ( Jangankan medan yang lebih luas, seseorang bisa saja kebingunan, hilang dan tersesat ’ hanya’ di area perkebunan sawit yang ‘ cuma’ kelasnya ‘ kebun’ aja) . Selain ber-off-road selama 7 jam, Tumbang Manjul juga bisa ditempuh dengan cara lain yaitu lewat sungai dengan menyewa speed boat selama 5 jam perjalan air dan ditambah 2 jam perjalanan darat. Kembali ke gelang tewah tadi. Cara pakai dan ‘ membunyikan’ gelang tewah agar keluar bunyi berisiknya adalah dengan memakainya 2 gelang sekaligus di setiap satu tangan. Jadi ada 2 gelang di tangan kanan dan 2 gelang di tangan kiri. Untuk membunyikan gelang ini si pemakai cukup menggerakan tangannya seperti gerakan menghentak yang menimbulkan gerakan kejut dan karena gerakan kejut inilah gelang menjadi saling bertubrukan antar gelang dan keluarlah bunyinya yang nyaring. Apalagi penarinya berjumlah banyak pasti akan ribut, nyaring dan magis..! Bunyi nyaring gelang ini dihasilkan karena adanya rongga udara di dalam gelang itu yang dibuat sedemian rupa sehingga bentuknya menyerupai sebuah pipa dengan satu lubang irisan memutar diseluruh permukaan gelang. ( Lihat foto di atas) . Dalam upacara tewah terdapat pantangan di sana. Bagi ’ para pengunjung’ yang menghadiri upacara tewah ini, selama upacara berlangsung diharap untuk selalu mengisi alam pikiran bawah sadar mereka dengan sesuatu ’ pemikiran’ yang membuat selalu terjaga dan jangan biarkan sampai alam pikiran menjadi kosong. Resiko dari keadaan ini adalah si empunya pikiran itu biasanya menjadi kesurupan.
Tampilkan Lebih Banyak